Konser "Sabda Semesta" Inspirasi Alam Dalam Sajak Simfonik

Posted : 29 Sep 2018

The Resonanz Music Studio di bawah naungan Avip Priatna, dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, kembali mempersembahkan konser ke hadapan para penggemarnya bertajuk “Sabda Semesta” pada 29 September 2018 di Aula Simfonia, Jakarta. Menampilkan Jakarta Concert Orchestra (JCO), konser ini menyajikan beragam karya para komponis terkemuka dunia seperti Sibelius, Liszt, Vierne, Pick-Mangiagalli, Dukas dan juga komponis muda Indonesia Arya Pugala Kitty, dalam bentuk Sajak Simfonik.

Diciptakan pada abad ke 19, Sajak Simfonik (symphonic poem atau tone poem) sendiri merupakan musik orkestra yang mencerminkan isi dari sebuah sajak, cerita pendek, novel, lukisan, pemandangan dan karya-karya non musikal lainnya. Dikemas dalam bentuk Sajak Simfonik, Konser Sabda Alam juga dimeriahkan oleh penyanyi tenor berbakat Indonesia Farman Purnama, pianis muda Stephanie Onggowinoto dan juga Batavia Madrigal Singers.

“Tidak hanya dikenal sebagai kelompok yang kerap mengharumkan nama bangsa dengan segudang prestasi di ajang Internasional, The Resonanz Music Studio juga konsisten menyelenggarakan berbagai pertunjukan bagi para pecinta musik klasik di Indonesia. Konser Sabda Semesta yang menceritakan tentang segala sesuatu yang terinspirasi dan bersumber dari alam semesta ini menghadirkan lantunan suara indah dari Farman Purnama, Stephanie Onggowinoto dan Batavia Madrigal Singers yang memberikan warna dan inspirasi tersendiri bagi masyarakat,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.

Avip Priatna selaku direktur musik dan konduktor dalam konser Sabda Alam, membagi konser ini ke dalam dua bagian. Pada bagian pertama, konser ini menampilkan karya - karya yang terinspirasi dari alam nyata yaitu kehidupan sehari-hari yang dialami oleh orang-orang kebanyakan. Sementara pada  bagian  kedua, konser ini menampilkan karya-karya  yang terinspirasi dari alam gaib, yang berada di luar batas kemampuan pengertian akal manusia, seperti cerita tentang mahluk-mahluk astral dalam karya Louis Vierne dan tentang penyihir dalam karya Paul Dukas.

“Mempersembahkan karya-karya Sajak Simfonik dari dua alam yang berbeda memiliki tantangannya tersendiri. Namun, kami selalu berusaha untuk mempersembahkan konser dengan tema-tema menarik ke hadapan para penonton. Kami harap, dengan mengangkat karya-karya dari dua alam yang berbeda, Konser Sabda Semesta ini dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap musik klasik, agar masyarakat tidak menganggap musik klasik sebagai musik yang ‘berat’ dan semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk mendengarkan maupun mempelajari musik klasik,” ujar Avip Priatna.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya