Pahlawan Olahraga Bernama Liliyana Natsir

Posted : 26 Nov 2018

Januari 2019 mendatang Liliyana Natsir akan turun bersama Tontowi Ahmad untuk terakhir kalinya di Indonesia Masters. Turnamen yang akan digelar 22 hingga 27 Januari 2019 di Istora akan menjadi turnamen terakhir atlet yang akrab disapa Butet itu untuk kemudian gantung raket dan mundur dari panggung bulutangkis dunia.

"Tadinya tidak kepikir akan main di Indonesia Masters sebagai turnamen terakhir, tapi setelah diskusi dengan pelatih dan tim PBSI, akhirnya memang diputuskan saya akan tampil dengan Owi untuk terakhir kali di Istora," ujar Liliyana kepada Badmintonindonesia.org.

Indonesia Masters 2019 bakal menjadi momen tak terlupakan bagi Tontowi/Liliyana di penghujung karier mereka sebagai pasangan, terutama Liliyana yang akan pensiun. Hal ini juga menjadi kesempatan untuk para pecinta bulutangkis melihat pasangan ganda campuran peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini melakoni laga terakhir di turnamen resmi.

Perjalanan karir Liliyana dimulai di kampung halamannya di Manado. Liliyana kecil yang kala itu berusia sembilan tahun mulai jatuh cinta terhadap bulutangkis. Ia pun kemudian bergabung bersama PB Pisok di Manado.

Di usia 12 tahun, Liliyana pun akhirnya memutuskan untuk memilih bulutnagkis sebagai jalan hidupnya. Ia akhirnya berhenti sekolah dan bergabung bersama salah satu klub papan atas tanah air di Jakarta. Tinggal jauh dari orang tua menjadi salah satu perjuangan terberat yang harus dilalui oleh Liliyana kecil.

Segala upaya dan kerja kerasnya berbuah manis. Setelah berlatih selama lima tahun di Jakarta, Liliyana mulai menunjukkan taringnya di tingkat nasional dan akhirnya ia bergabung bersama Pelatnas PBSI di tahun 2002 sebagai atlet ganda putri.

Liliyana pun sempat kembali putus asa karena tak juga kunjung membawa pulang gelar juara. Richard Mainaky, pelatih ganda campuran, akhirnya menawari Liliyana untuk bermain ganda campuran. Ia pun kemudian diduetkan bersama Nova Widianto di tahun 2004. Setahun kemudian, mereka pun sukses menjadi salah satu ganda campuran paling disegani usai berhasil menyabet Kejuaraan Dunia di Amerika Serikat pada tahun 2005, sebelum dirinya genap berusia 20 tahun.

Bersama Nova, Liliyana berhasil menyabet dua gelar juara dunia, medali perak Olimpiade Beijing, medali emas SEA Games dan deretan gelar juara di turnamen lainnya. Di tahun 2010, Liliyana pun harus berganti pasangan. Ia kemudian diduetkan bersama Tontowi. Setelah gagal membawa pulang medali di Olimpiade London 2012 setelah finis di posisi keempat, Tontowi/Liliyana membayar lunas dengan berhasil menyabet medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Liliyana adalah salah satu wujud dari generasi muda yang menekuni bidang yang ia cintai dengan penuh kerja keras dan komitmen. Menjadi pahlawan olahraga kebanggaan bangsa, Liliyana kerap mengibarkan bendera merah putih di berbagai ajang bergengsi. Ia pun berpesan untuk generasi muda untuk memberikan yang terbaik bagi negeri ini.

“Wujud pahlawan memang bisa saja berbeda. Kita sebagai generasi muda, harus terus memberikan yang terbaik di bidang apapun yang kita tekuni, hingga akhirnya kita bisa memberikan kebanggaan pada negeri ini. Bangga menjadi seorang warga Indonesia,” pungkasnya.

 

 


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya