Karya Tiga Siswa SMK NU Banat Kudus Terpilih Sebagai Pembuka Ajang Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) 2019

Posted : 01 May 2019

Jakarta, 1 Mei 2019 ----- Upaya untuk mewujudkan target Indonesia menjadi salah satu pusat mode muslim di dunia, antara lain dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni sesuai kebutuhan sektor industri terkait. Bakti Pendidikan Djarum Foundation turut berperan serta memberikan sumbangsih kepada negara dengan membina SMK NU Banat jurusan Fashion di Kudus. Para siswa lulusannya memiliki kemampuan dan kualitas sejajar dengan desainer profesional. Melalui brand ZELMIRA, siswa dan alumni SMK NU Banat telah memulai debutnya dari panggung Hong Kong Fashion Week sampai La Mode Sur La A Seine di Paris.

Siswa maupun alumni SMK NU Banat, Kudus, telah mengukir prestasi di ajang mode taraf internasional. Risa Maharani, siswa lulusan SMK NU Banat tahun 2017 berhasil menjuarai Modest Young Designer Competition (MYDC) 2018 dan berkesempatan untuk menampilkan karya di pameran dagang skala internasional, Centre Stage-Asia's Fashion Spotlight 2018 di Hong Kong. Sedangkan Nia Faradiska, siswi kelas XII SMK NU Banat berhasil menjuarai kompetisi Sakura Collection Asia Students Awards in Indonesia 2017/2018 yang mendapat kesempatan mewakili Indonesia untuk tampil dalam Asia Sakura Collection 2018 dan intership di Bunka Fashion College, Jepang, sekolah fashion terbaik ke-6 sedunia. Nia adalah siswa SMK pertama yang berhasil menjuarai kompetisi tersebut. Prestasi tersebut membuktikan karya siswa SMK dapat diperhitungkan dalam ranah fashion nasional, bahkan internasional.

Sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya SMK NU Banat Kudus yang telah mendunia, pada acara Peresmian Pembukaan MUFFEST 2019 didaulat tiga desainer muda berbakat dari SMK NU Banat untuk menampilkan karyanya. Pertama, Nia Faradiska mengangkat tema Nesvvara yang diambil dari kata daneswara yang berarti makmur. Terinspirasi oleh kesuburan dan kemakmuran yang disimbolkan dengan motif gerimis hujan serta aplikasi tabrak motif lurik yang tetap berkesinambungan satu sama lain. Menggunakan material kain lurik ATBM dengan cutting edgy dan modern tetapi tetap mengusung unsur etniknya.

Kedua, Silfia Nabila mengangkat tema Hunter. Terinspirasi dari pemburu rusa di hutan, dengan menggunakan kain tenun motif Rusa Sumba dan warna yang melambangkan keadaan hutan yang gelap dan dingin. Menggunakan aplikasi tali yang biasa digunakan dalam berburu dengan cutting yang simple namun tetap berkesan unik.

Ketiga, Rania menampilkan tema Telluric yang merupaka istilah dalam bahasa Latin dan Inggris yang memiliki makna "Dari Bumi". Koleksi ini menonjolkan pemilihan warna alam seperti coklat dan hijau, yang kemudian diaplikasikan dengan sentuhan kain lurik khas Indonesia dalam gaya busana yang modern.

Siswi SMK NU Banat Kudus tersebut bisa menjadi desainer profesional meskipun masih SMK karena Bakti Pendidikan Djarum Foundation telah melakukan peningkatan mutu SMK bidang Tata Busana yang mencakup tenaga pendidik, kurikulum, pola pendidikan, serta pendampingan secara berkelanjutan. Termasuk penyediaan infrastruktur dan fasilitas penunjang, seperti studio fashion yang dilengkapi peralatan canggih, salah satunya perangkat komputer Optitex Fashion CAD, yakni piranti lunak yang umumnya digunakan oleh perancang busana kelas dunia.

SMK NU Banat merupakan salah satu dari 15 SMK yang dibina oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation. SMK NU Banat terpilih sebagai sekolah rujukan nasional untuk SMK bidang Tata Busana di seluruh Indonesia. Kiprah alumni SMK NU Banat ini membuktikan bahwa slogan SMK Bisa! bukan sekadar slogan.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya