"New OHD Museum" Dari Magelang untuk Dunia

Posted : 10 Apr 2012

Kebanggaan dan kecintaan terhadap dunia seni dan budaya tidak pernah dapat dinilai oleh benda apapun, uang, bahkan usia. Dalam rangka ulang tahunnya yang ke-73, Oei Hong Djien atau lebih dikenal dengan OHD bersama Djarum Apresiasi Budaya meresmikan museum barunya “New OHD Museum” di Magelang, tepatnya di Jl. Jenggolo 14, Magelang, pada hari Kamis, 5 April 2012.

“New OHD Museum” ini dibuka secara simbolik langsung oleh Walikota Magelang, Ir. H. Sigit Widyonindito M.T. Acara pembukaan ini juga dihadiri oleh Kwik Kian Gie (Mantan Menteri Menko Perekonomian), Kwok Kian Chow (Senior Advisor to the Board of TNAG – The National Art Gallery Singapore), Lorenzo Rudolf (pendiri dan direktur Art Stage Singapore), Magnus Renfrew (director art Hongkong), Jaya Suprana (pendiri MURI) yang memberikan penghargaan MURI untuk OHD Museum, serta sastrawan besar Ajib Rosidi. Kehadiran beberapa rekanan OHD serta para pecinta seni lainnya yang jauh-jauh datang dari luar kota, bahkan luar negeri membuktikan eksistensi OHD yang sudah diakui di dunia seni Indonesia bahkan internasional.

“OHD merupakan sosok penting dalam dunia seni rupa Indonesia. Kecintaan beliau pada seni rupa hingga usianya ke-73 dengan ribuan koleksinya menginspirasi kami untuk terus melestarikan seni dan budaya Indonesia. Eksistensi beliau dapat memotivasi seniman-seniman Indonesia untuk terus berkarya. Dukungan ini merupakan wujud konsistensi kami terhadap budaya. Selain mendukung berbagai seni pertunjukan, kami juga menggiatkan dukungan terhadap perkembangan seni rupa. Hal ini dibuktikan dengan berpartisipasi di beberapa event, antara lain ArtJog 2011 dan Bazaar Art Jakarta 2011,” papar Renitasari, Program Director Bakti Budaya – Djarum Foundation.

Dalam rangkaian program pembukaan “NEW OHD Museum” ini, OHD Museum akan menyelenggarakan pameran perdananya bertajuk “Back to Basic” yang akan menampilkan karya-karya 5 maestro seni rupa Indonesia, yakni Affandi, S. Sudjojono, Hendra Gunawan, H. Widayat dan Soedibio. Pameran tersebut diselenggarakan pada 5 April – 31 Juli 2012 di OHD Museum.

“Kelima maestro tersebut merupakan akar dari seni rupa Indonesia dan pameran ini diselenggarakan sebagai penghormatan OHD Museum kepada mereka. Hasil karya seni rupa Indonesia masa kini juga sangat luar biasa, namun jangan lupa bahwa itu berasal dari garisan tangan mereka. Itulah makna dari tema ‘Back to Basic’ yang diambil untuk pameran ini,” ujar OHD.

Dalam merayakan hari ulang tahun OHD yang ke 73, para seniman turut berpartisipasi dalam suatu pameran ‘A Tribute to A Mentor’ yang diselenggarakan oleh Garis Art. Pameran ini merupakan penghargaan terhadap OHD yang sudah dianggap sebagai mentor seni rupa Indonesia. Puluhan hasil karya seniman-seniman ternama turut serta dipamerkan, seperti Edhi Sunarso, Kwee Ing Tjiong, Sunaryo, Paul Husner, Made Winata, Edi Sunaryo, Ronald Manulang, F.X Harsono, dan masih banyak lagi. Dalam pameran ini, OHD Museum bersama dengan Garis Art menyelenggarakan pula art talk yang dibagi menjadi dua sesi dengan tema “Charting Indonesian Art for Growth in the International Marketplace – Issues, Pitfalls, Strategies” dan “Pitching Indonesian Art to International Museum – Issues, Pitfalls, and Strategy” yang dimoderatori oleh Patricia Chen (penulis Singapura untuk Flash Art Milan, Financial Times, dan The Art Newspaper) dengan pembicara Lorenzo Rudolf (pendiri dan direktur Art Stage Singapore), Magnus Renfew (Direktur Art Stage Hongkong), Pearl Lam (kolektor, parton, donator, kurator, dan pemilik Pearl Lam Gallery di Shanghai), Kwok Kian Chow (Senior Advisor to the Board, The National Art Gallery), Dr. Helena Spanjaard (Art historian dari Belanda, dengan gelar Phd untuk seni lukis Indonesia modern), dan OHD sendiri.

Tak hanya membuka museum terbarunya dan dua pameran bergengsi tersebut, OHD juga meluncurkan dua buku terbarunya yang ditulis langsung oleh beliau untuk berbagi pengetahuan mengenai seni serta penghargaan kepada seniman-seniman Indonesia. Yang pertama berjudul "Art and Collecting Art" yang merupakan kumpulan essai yang telah dituliskan beliau selama ini. Dan buku keduanya berjudul "Five Maestros of Modern Indonesian Art" yang berisi tentang 5 maestro seni rupa Indonesia, yakni Affandi, S. Sudjojono, Hendra Gunawan, H. Widayat dan Soedibio.

OHD Museum pada dasarnya merupakan wujud komitmen dan inisiatif OHD untuk memajukan seni Indonesia di kancah nasional bahkan internasional serta membudayakan masyarakat untuk menikmati dan menghargai hasil karya seni Indonesia. Museum ini juga merupakan museum dengan koleksi pribadi yang dibuka untuk umum, juga sebagai tempat para seniman untuk dapat memamerkan hasil karya mereka secara berkala.

“Seiring bertambahnya usia, saya ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh seniman Indonesia, khususnya bidang seni rupa. Sehingga semua masyarakat Indonesia bahkan mancanegara bisa ikut menikmati hasil karya seni Indonesia yang luar biasa seperti yang saya lakukan selama ini. Seniman-seniman Indonesia sangat berbakat dan hebat, sebagai pecinta hasil karya mereka, saya ingin memberikan ruang bagi mereka untuk berekspresi,” ujar dr. Oei Hong Djien atau yang dikenal dengan OHD.

Dengan semakin banyak pihak yang bekerjasama dan mendukung kegiatan yang dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya, tentunya dapat semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya