Djarum Apresiasi Budaya Bersama Teater Koma, melanjutkan kisah pahlawan berbaju putih, SIE JIN KWIE

Posted : 23 Mar 2011

Pemain Teater Koma mementaskan lakon "Sie Jin Kwie - Kena Fitnah" dengan sutradara N. Riantiarno di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (3/3). Produksi ke -122 itu diwarnai perbauran opera, boneka potehi, golek menak, wayang wong dan wayang tavip dan digelar pada 4-26 Maret 2011 bersamaan dengan hari jadi teater tersebut ke-34. 

Pementasan Sie Jin Kwie sendiri sebenarnya juga pernah mereka pentaskan pada 2010 lalu di tempat yang sama, Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Namun, kala itu berjudul "Sie Jin Kwie Menolak Anugerah Raja", yang merupakan saduran dari karya Tio Keng Jian". Pentas kali ini dibilang lanjutannya, yang pada episode ini Sie Jin Kwie mendapatkan cobaan terberat dalam hidup. Ia difitnah setelah memutuskan menerima titah raja!

Alkisah, seorang panglima perang Istana Tang bernama Sin Jin Kwie naik tahta. Ia mendapat  berbagai fasilitas kerajaan, termasuk gelar raja muda. Jin dianggap berjasa karena beberapa kali menyelamatkan jiwa Raja Libisin dan negaranya dari serangan musuh. Istana yang megah, kiloan emas, juga para pengawal untuk melindungi istri dan putri Jin, Liu Kim Hwa dan Sie Kim Lian. Namun, ada yang iri dengan pencapaian karier Jin. Siapa? Tak lain anggota keluarga kerajaa, yakni paman dan bibi  Raja Libisin yang meminmpin Kerajaan Tang.

Bie Jin dan suaminya Li To Cong iri karena Jin mendapatkan tahta, sedangkan dirinya tidak. Li To Cong hanya menjadi anggota keluarga kerajaan saja, namun yang pasti ia kebal hukum. Akhirnya Bie Jin dan suaminya merencanakan untuk menyingkirkan Jin. Ia di bantu oleh Thio Jin, seorang keturunan Thio yang dikenal licik dan jahat. Thio seharusnya sudah mati karena sebelumnya ada pembantaian massal terhadap orang-orang macam dirinya di Negeri Tang. Namanya dengan kelicikan dan kepintarannya, Thio pun lolos.

Thio lalu memberikan usulan untuk menjebak Jin. Tidak dibunuh, namun difitnah agar mati secara perlahan akibat siksaan batin. Rencana berjalan; Jin difitnah telah memperkosa putri Bie Jin dan Li To Cong. Putri Bie Jin yang berarti juga keponakan Raja Libisin itu yang disinyalir akan membuat seru jebakan Bie Jin dan suami. Jin akan dihukum mati! 

Namun, baru mulai rencana, putri Bie Jin protes, mengapa harus dengan intrik dirinya akan diperkosa, meski tidak betulan? Tapi, Putri Bie Jin merasa itu akan menghancurkan citranya di mata rakyat Tang. Seumur hidup putri Bie Jin akan dicap sebagai perempuan yang pernah diperkosa dan sudah kehilangan keperawanan. Mau ditaruh di mana mukanya? Lebih baik mati daripada hidup tanpa kehormatan! Maka, bak senjata makan tuan, belum terlaksana rencana itu, Putri Bie Jin pun malah sudah keburu bunuh diri!

Bukannya sadar jika rencana Thio sudah merenggut nyawa anaknya, Bie Jin dan Li To Cong malah makin menjadi; mereka menyalahkan Jin telah menyebabkan anaknya tewas. Akhirnya fitnah pun bertambah, Jin telah memperkosa dan membunuh keponakan raja.  Di tengah ancaman hukuman mati terhadap Jin, apa atau siapa yang bisa menyelamatkannya? 

Kendati mengangkat lakon China, namun pementasan "Sie Jin Kwie Kena Fitnah" tentu saja menggunakan Bahasa Indonesia, bahkan seperti pentas-pentas Teater Koma biasanya, terselip pula Bahasa Jawa. Dengan pendekatan wayang, alur cerita diceritakan dari sudut pandang seorang dalang, yang memungkinkan cerita mengalir ringan, enak diikuti dan dimengerti bahkan oleh anak-anak sekalipun. Apalagi dialog, tata gerak dan ekpresi para pemainnya kental bernuansa akting di film-film Mandarin.

Dengan memadukan teater wayang orang dan wayang tavip (sejenis wayang kulit namun dengan tokoh orang China dan dibuat lebih berwarna dalam pertunjukannya), Nano selaku sutradara begitu detail menggarap pementasan ini. Boneka potehi dan wayang golek piun menjadi unsur pertunjukan. Tata panggung yang dibuat Sari Majid tidak memerlukan set berlebih, namun berhasil menggambarkan suasana kerajaan di China pada abad ke-7 yang penuh dengan ornamen emas dan kemewahan.

 

Lihat foto terkait


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya