Puntadewa "Satria Pinandita"

Posted : 22 Apr 2014

Wayang Orang Swargaloka kembali sukses mempersembahkan karyanya melalui rangkaian pergelaran The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka. Kali ini menampilkan cerita Puntadewa "Satria Pinandita" yang dipentaskan pada hari minggu, tanggal 20 April 2014 di Teater Wayang Indonesia Gedung Pewayangan Kautaman TMII, pukul 15.30 WIB.

The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka selalu menampilkan seni pertunjukan wayang orang kemasan baru kolaborasi wayang orang, wayang kulit, teater modern serta menggunakan dialog bahasa Indonesia dengan keindahan gerak tari yang dipadukan olah sabet wayang diiringi musik gamelan yang digarap lebih populer yang diberi sentuhan musik modern.

Puntadewa “Satria Pinandita” menceritakan tentang kisah seorang ksatria berbudi luhur yang dikenal juga sebagai anak Dewa pendarma , yang bernama Bathara Dharma. Puntadewa dianggap tokoh baik, berwatak putih suci, berbudi halus, sabar, berbelas kasih, setia, tidak mau mengecewakan orang lain, dan tulus ikhlas memberikan kepunyaannya kepada orang lain yang membutuhkan.

Puntadewa dipersiapkan menjadi raja. Namun sayang, Pandu Dewanata wafat ketika ke lima anak-anaknya masih kecil, sehingga untuk sementara negara Astinapura di titipkan kepada kakak Pandu yang bernama Destarasta, dengan janji bahwa nanti setelah Pandawa dewasa Kerajaan Astinapura akan diserahkan kepada Puntadewa. Namun janji tersebut tidak pernah ditepati. Buktinya, setelah Puntadewa dan ke empat adiknya dewasa, para kurawa yang didalangi Patih Sengkuni mencoba membunuh mereka dengan cara menjebaknya dalam sebuah rumah dan membakarnya hidup-hidup.

The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka

Beberapa tahun kemudian, ada berita bahwa Puntadewa, Kunthi dan keempat adiknya masih hidup dan bahkan saat ini mereka sedang merayakan perkawinan Puntadewa dengan Dewi Drupadi di Negara Pancala. Agar Para Pandawa tidak merebut tahta Hastina, Destarastra menyarankan kepada Duryudana untuk memanggil mereka dan memberikan tanah kepada Puntadewa sebagai pengganti bumi Hastina. Tanah tersebut berupa hutan yang bernama Wanamarta. Walaupun merasa diperlakukan tidak adil, dengan ikhlas Puntadewa dan keempat adiknya melakukan pekerjaan besar, yaitu Babad Alas Wanamarta.

Pertunjukan The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka selalu didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Menghadirkan seniman muda dari Jakarta, Jogjakarta dan Surakarta serta bintang panggung wayang orang yaitu Dewi Sulastri dan Ali Marsudi. Kehadiran kisah ini semoga dapat menjadi inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya dan meningkatkan rasa cinta pada budaya sendiri. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya