Pertunjukan Keluarga Segitiga Teater Berjudul

Posted : 03 Jan 2014

Keluarga Segitiga Teater (KESET) sukses mementaskan pertunjukan berjudul “Kereta Kencana” pada tanggal 28 Desember 2013 di Auditorium Universitas Muria Kudus. Pertunjukan ini merupakan produksi ke 10 dari komunitas yang berasal dari kota Kudus tersebut. Sutradara naskah ini adalah seorang pelaku teater jebolan dari Teater Emka Fakultas Sastra Undip, Sony Prasetyo Wasono, sedangkan aktor dan aktris yang dipilih untuk memerankan tokoh kakek dan nenek adalah Jesi Segitiga dan Pipiek Isfianti.

Dikisahkan, adalah dua orang tua yang sedang menanti ajal menjemput yang digambarkan sebagai sebuah kereta kencana. Lama ditunggu, kereta itu tak kunjung tiba. Sementara suara- suara yang mengatakan mereka akan segera dijemput terus saja berkumandang. Membuat mereka merasa semakin dekat dengan kematian. Mereka adalah dua orang yang memiliki kejayaan masa lalu namun dimasa tuanya hanya bisa berkhayal agar kematian dapat menjadi suatu yang bermakna.

Hari-hari menunggu kereta kencana dilalui dengan duduk disebuah kursi goyang. Si Nenek bercanda mesra dengan Kakek. Tak jarang mereka membahas kembali kejayaan masa lalu yang sudah terlewat. Kadang mereka saling bercumbu rayu, merajuk, dan melakukan apa saja untuk mengisi waktu. Namun semuanya selalu diakhiri dengan rasa kebosanan.

Bilamana sudah bosan, mereka kembali bernostalgia, sesekali melihat ke jendela, apakah sudah datang kereta yang mereka tunggu. Kereta belum juga datang, mereka kembali saling menghibur, bersenda gurau, bahkan pertengkaran tak jarang menghiasi kesepian mereka. Bergitulah keseharian yang mereka lalui, sampai pada akhrinya, kereta yang mereka tunggu hanyalah sebuah ilusi yang tak pasti. Suasan haru, selalu menjadi berbincangan dan mewarnai suasana drama ini.

WS. Rendra menerjemahkan naskah berjudul “Les Chaises“ karya Eugene Ionesco yang notabene adalah seorang sastrawan berdarah Rumania dan Perancis. Banyak makna dan simbol yang dia sembunyikan di naskah tersebut dalam tatanan bahasa absurd. Bahkan seorang Putu Wijaya, salah satu pentolan dari Teater Mandiri yang pernah memainkan naskah “Kereta Kencana“, menyebutkan bahwa naskah ini mudah, namun banyak kesulitan yang dijumpai di dalamnya.

Dengan semakin maraknya kegiatan budaya tentunya dapat semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya