"Sawunggaling", Sebuah Instalasi Didi Budiardjo

Posted : 25 Apr 2015

Pola batik Sawunggaling lahir setelah kemerdekaan Indonesia melalui tangan Go Tik Swan (KRT  Hardjonegoro). Presiden Soekarno meminta beliau untuk menciptakan batik Indonesia atau juga dikenal sebagai batik Republik. Konon Sawunggaling diciptakan berdasarkan dua regalia Raja Raja Jawa yang berwujud Sawung ( ayam jantan ) dan Galing ( merak jantan). Suatu saat Go Tik Swan secara tidak sengaja melihat corak burung pada kain prada yang dikenakan Raja Karang Asem, Bali, Gusti Jelantik. Terinspirasi dengan konsep regalia Raja Jawa, konsep spiritual sabung ayam, dan corak Gusti Jelantik, Go Tik Swan menceritakan idenya kepada Ngabehi Atmosupomo, seorang Empu penatah wayang, sehingga lahirlah pola Sawunggaling.

 

“SAWUNGGALING” mendapat kehormatan sebagai bagian terakhir dari trilogy perayaan 25 tahun Didi Budiardjo berkarya. Berbicara tentang simbol, motif adalah lambang yang bercerita tentang sesuatu. Sawunggaling adalah perlambang kemenangan, yang senantiasa memperbaharui diri, sama seperti fashion yang selalu berevolusi.

Instalasi fashion ini didasari oleh pemikiran pengembangan motif batik yang adiluhung.  Motif ini dianggap Didi sudah lama sekali “diam” tidak bergerak. Dan sebuah kebudayaan akan survive apabila dapat ber-evolusi sesuai jamannya. Didi memilih untuk menggali kembali batik Sawunggaling agar dimaknai oleh masyarakat dan dilihat dengan sudut pandang dan bentuk yang berbeda, menginspirasi masyarakat untuk kembali  mengingat kekuatan budaya Nusantara.

Pameran ini merupakan karya nunggak semi Didi Budiardjo, istilah ini sebagaimana menggambarkan berseminya tanaman dari tunggak atau bagian yang tersisa dari tanaman lama, seperti suatu proses perubahan yang menghasilkan inovasi tapi bertumbuh dari sisa sisa yang lama sudah melapuk,  sebagai wujud kecintaannya terhadap budaya Nusantara, dengan Felix Tjahyadi sebagai pengarah artistik.

Pameran yang diadakan di Senayan City Jakarta, mulai tanggal 9 – 19 April 2015 ini terselenggara berkat dukungan Senayan City, Bakti Budaya Djarum Foundation, dan Harper’s Bazaar Indonesia.

 



Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya