Blind Man Walking : Saling Melengkapi Dengan Memandu Dan Mendengar

Pernahkah teman-teman Beswan Djarum merasakan bagaimana berjalan dengan keadaan mata tertutup, hanya mendengarkan arahan orang lain, dan harus jujur melalui proses capai titik akhir? Di area permainan Blind Man Walking pun semua hal tadi bisa terjadi. Beradu koordinasi melalui kemampuan memandu, mendengar, dan menyamakan persepsi.

Masing-masing anggota regu akan berpasangan dan memilih peran, dipandu atau memandu. Salah satu orang akan ditutup matanya dan diminta melewati tali-tali pembatas hingga mencapai garis akhir dengan cukup mendengarkan instruksi dari rekannya. Tantangan lainnya adalah apabila anggota tubuh kita menyentuh tali maka siapkan diri untuk mengulang dari awal.

Yohanna M Sirait dari Universitas Diponegoro mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki trik khusus untuk menyelesaikan permainan ini namun dibutuhkan koordinasi yang jelas antara masing-masing anggota. "Saya dan rekan saya harus bisa sama-sama fokus. Apabila saya dipandu maka saya akan mendengarkan sebaik mungkin intruksi yang diberikan dan melakukannya. Begitu juga sebaliknya. Kami jadi saling mengenal dan melengkapi", ungkap Yohana.

Yohana pun menyampaikan bahwa masing-masing anggota kelompok perlu bergantian memandu dan dipandu agar dapat sama-sama merasakan perjuangan capai garis akhir. Jika ingin maju, harus tahu rasanya jatuh dan bangun.

Blind Man Walking pun menjadi salah satu permainan yang menguji kemampuan komunikasi, toleransi, kejujuran, dan kepemimpinan. Masing-masing individu diajak untuk belajar saling memahami kekurangan dan kelebihan. Jika si A hanya dapat melangkah, maka si B akan membantunya berjalan. Jika yang satu hanya bisa mendengar, maka kewajiban orang lain adalah mengarahkannya sampai pada tujuan yang diinginkan. Itulah gunanya saling melengkapi dalam permainan. Apakah teman-teman sanggup untuk menyelesaikan permainan ini? Berlatihlah memandu dan mendengar!