"Bias Lembayung Hati Renuka", Karya Drama Wayang Swargaloka

Posted : 27 Oct 2015

Drama Wayang Swargaloka merupakan sebuah penyajian seni “Wayang Orang” garapan baru berbahasa Indonesia yang memadukan konsep wayang orang tradisional dan drama modern tanpa menghilangkan ciri khas  yang antara lain memuat unsur seni tari, seni peran, seni suara dan seni rupa. Menyajikan kisah Ramayana dan Mahabarata, dengan sastranya yang khas, imajinatif, simbolik dan kaya penggalian makna filosofis.

Secara Instrumental, musik Drama Wayang dibangun oleh perpaduan antara perangkat gamelan ageng dengan beberapa alat musik barat yaitu saxophone, trumpet, trombone, flute dan violin. Ide musikal musik Drama wayang  berpijak dari idom karawitan tradisi yang digarap kembali, di-interpretasi dan dikembangkan sehingga musik gamelan tersebut berubah menjadi musik gamelan progresif yang bernuansa “baru”.

Cerita Drama Wayang Swargaloka bersumber dari Epos Mahabarata dan Ramayana serta cerita-cerita Carangan (hasil karya pengembangan kisah asli), dengan interpretasi atau sanggit (pengolahan baru) dan digarap lebih atraktif, dinamis, mudah dicerna oleh kalangan awam yang belum mengenal wayang serta menggunakan dialog bahasa Indonesia sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas (tidak hanya etnis Jawa).

Yayasan Swargaloka didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation kembali mempersembahkan The Indonesian Opera Drama Wayang Swargaloka, kali ini menampilkan lakon dengan judul “Bias Lembayung Hati Renuka”,  pada hari Minggu, 25 Oktober 2015 pukul 15.30 WIB di Teater Wayang Indonesia, Gedung Pewayangan Kautaman, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Pada pertunjukan kali ini, drama wayang mengangkat kisah perjalanan hidup Dewi Renuka istri Resi Jamadagni yang harus mati ditangan anaknya sendiri Ramabargawa. Kematian Renuka karena dianggap telah menodai keutamaan hidup. Namun Resi Jamdagni tidak menghiraukan bagaimana Renuka bisa berbuat demikian. Justru karena kesatrialah yang telah membuat nilai-nilai keutamaan hidup terabaikan. Renuka adalah gambaran wanita yang terbunuh karaktermya karena sikap egois dari orang disekelilingnya.

Dengan semakin maraknya kegiatan Budaya tentunya semakin meningkatkan rasa cinta kepada Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

 



Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya