Sluman Slumun Slamet : Perayaan 79 Tahun Komponis Slamet Abdul Sjukur

Posted : 30 Sep 2014

Sluman Slumun Slamet (SSS) merupakan hajatan kesenian untuk merayakan ulang tahun komponis Slamet Abdul Sjukur (SAS) yang ke-79. Acara yang sebelumnya sudah digelar di Surabaya ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan seperti KUKIKO (Kursus Kilat Komposisi), diskusi publik, bedah karya, dan tentu saja konser yang menampilkan karya-karya Slamet Abdul Sjukur.

Slamet sendiri adalah seorang tokoh musik Indonesia yang paling bertangungjawab dalam mengenalkan dan membentuk apa yang hari ini dikenal sebagai musik kontemporer Indonesia. Ia adalah komponis modern generasi awal setelah era Amir Pasaribu dan seangkatannya. Sepulangnya dari pendidikannya di Prancis, di mana ia berada selama 14 tahun (1962-1976) dan berguru kepada Olivier Messiaen dan Henri Dutilleux, Slamet mengajar di Institut Kesenian Jakarta.

Selama lebih dari 35 tahun sejak kepulangannya dari Perancis pada 1976, hingga kini Slamet tak pernah berhenti berkarya, baik di dunia musik, maupun pada masalah-masalah sosial. Salah satunya ia pernah menggerakkan komunitas Masyarakat Bebas Bising (2010) bersama beberapa aktivis sosial dan tokoh masyarakat, untuk mengampanyekan perlunya perhatian kita pada polusi suara.

Slamet yang merupakan anggota Akademi Jakarta ini, pada 2013 mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atas kontribusinya merawat musik secara konsisten. Musisi dan komponis di bawah bimbingannya seperti Tony Prabowo, Franki Raden, Ben Pasaribu (alm.), Otto Sidharta, Gilang Ramadhan, Didi AGP, Soe Tjen Marching, Gema Swaratyagita, dan banyak lainnya adalah nama-nama yang pernah mengalami didikan Slamet. Gagasan pemikirannya tentang musik yang tersebar di berbagai media telah dibukukan oleh Art Music Today dengan judul yang sama dengan pagelaran ini, yakni Sluman Slumun Slamet (2014)

Tak sekadar merayakan usia kepengarangan Slamet, Sluman Slumun Slamet menjadi acara kesenian yang mengajak generasi muda kesenian menggali gagasan musikal sekaligus membangun jejaring kesenian yang berpotensi menjadi bibit kerja-kerja kesenian di masa mendatang.

 


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya