AYATANA on Stage, Collaborative Cultural Performance: Women, Art and Soul of Minang

Posted : 25 Sep 2014

Saat manusia memperlakukan alam dengan semena-mena, maka akan datanglah kerugian baik kepada alam itu sendiri dan manusia pada akhirnya. Manusia harus dapat mengerti alam, karena alam pun hidup dan memiliki indra. Dalam falsafah Minang dikenal pesan “alam takambang jadi guru…” yang berarti bahwa alam akan selalu memberikan contoh.

Kisah inilah yang diangkat dalam pertunjukan kultural kolaborasi bertajuk “AYATANA on Stage, Collaborative Cultural Performance: Women, Art and Soul of Minang”. Pertunjukan yang dipersembahan oleh Artura Insanindo bersama Bakti Budaya Djarum Foundation ini mengangkat kisah antara manusia dengan alam yang dikemas dalam latar budaya Minang.

Inilah pertunjukan persembahan para perempuan yang berkecimpung di dunia seni. Pertunjukan kolaborasi menampilkan Be3, grup vokal yang telah mengukir begitu banyak prestasi selama 20 tahun. Be3 akan berpadu dengan tarian kontemporer hasil koreografi Yola Yulfianti. Mereka akan diiringi oleh Trust Orchestra yang memadukan musik modern dengan nuansa Minang. Desainer muda berbakat Qisthas Noe'man akan merancang kostum yang dikenakan oleh Be3. Pertunjukan akan disutradarai oleh aktris Dinda Kanyadewi.

Pertunjukan dilangsungkan pada Rabu, 24 September 2014 di grandkemang Hotel yang merupakan seremoni pembukaan dari sebuah rangkaian kegiatan pameran besar desain dan seni, Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD), yang memasuki penyelenggaraan ke-5 di tahun 2014 ini. Setiap tahun ICAD selalu menghadirkan tren terkini di dunia desain dan seni tanpa meninggalkan kekayaan nilai budaya Indonesia. Di tahun ke-5, ICAD mengangkat tema 'AYATANA' yang diambil dari bahasa Sansekerta, berarti indra kemanusiaan, yang dipandang sebagai dasar dalam menjalani kehidupan.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya