Kegiatan Festival Nan Jombang

Posted : 05 Aug 2016

Festival Nan Jombang yang  dilaksanakan oleh Komunitas Galombang Minangkabau di bawah payung Nan Jombang Grup, tahun ini telah memasuki tahun ke empat penyelenggaraannya yang dilaksanakan setiap bulan di setiap tanggal tiga. Kegiatan ini digelar rutin setiap bulan dengan menampilkan bentuk-bentuk kesenian tradisi yang kita miliki agar tetap ada dan diminati oleh masyarakat.

Bakti Budaya Djarum Foundation juga mendukung rangkaian kegiatan Festival Nan Jombang yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2016, 3 Juni 2016, dan 3 Agustus 2016 bertempat di Ladang Tari Nan Jombang, Sanggar Rimbo Tarok Belakang Perumahan POLDA Balai Baru Padang, Sumater Barat.

Dalam Festival Nan Jombang pada tanggal 3 Mei 2016, mengangkat kesenian Basijobang, yaitu nyanyian atau dendang khas etnis Minangkabau yang diiringi oleh alat musik seperti saluang, rebab dan lainnya. Nyanyian ini memiliki alur cerita diantaranya menceritakan kisah tentang Anggun Nan Tongga, Putri Gondoriah dan sebagainya. Sebutan Basijobang berasal dari gelar Anggun Nan Tungga, yaitu Magek Jabang.

Pada tanggal 3 Juni 2016, menampilkan Sanggar Minang Saiyo dari Pauah Padang yang menampilkan kesenian tradisi tari buai buai dan Tari Piriang. Tari buai-buai lahir dari budaya yang tampak dan dilakukan nenek moyang orang Pauh di sawah, yaitu ketika sang ibu membuai-buai anaknya saat berada di sawah. Tidak sebatas itu, gerakan tari buai-buai ternyata juga memadupadankan gerakan petani saat bekerja di sawah hingga gerakan makhluk hidup yang tampak di sekitarnya. Tari Piriang atau Tari Piring adalah salah satu seni tari tradisional dari Minangkabau. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Tari Piring merupakan sebuah simbol masyarakat Minangkabau yang gerak dasarnya terdiri dari langkah-langkah Silat Minangkabau. Tari ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan karena  hasil panen yang melimpah ruah.

Pada tanggal 3 Agustus 2016, mengundang Sanggar Seni Mustika Minang Duo untuk menampilkan kesenian randai dengan judul Siti Baheram. Perempuan kaya raya asal pariaman dimanfaatkan budi baiknya secara berlebihan oleh Bujang Joki, anak pembantunya sendiri. Berawal dengan perkelahian, cerita randai ini menemui klimaks pada peristiwa pembunuhan. Dari sana terjadi banyak hal mengejutkan. Mulai dari pembalasan, hukuman, hingga penyesalan. Serta, semua itu pada akhirnya bertumpu pada seorang tokoh bernama Siti Baheram.

Semoga kegiatan ini mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk terus berkarya serta meningkatkan rasa cinta dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya