Sampang – Penghijauan lingkar Pulau Madura terus bergulir. Melalui program Djarum Trees For Life (DTFL) yang digagas oleh Djarum Foundation, aksi “Penanaman Trembesi di 296 KM Lingkar Pulau Madura” kini telah memasuki Kabupaten Sampang. Seremoni penanaman dilakukan di tengah kota Sampang untuk mengajak seluruh elemen masyarakat terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan secara bersama-sama.
Upaya untuk menghijaukan ‘Pulau Garam’ ini telah dimulai oleh Djarum Foundation sejak awal tahun 2016 dengan titik penanaman pertama di Kabupaten Bangkalan. Program Dajrum Trees For Life ini menargetkan total menanam 15.000 pohon Trembesi di sepanjang 296 KM Lingkar Pulau Madura.
Vice President Djarum Foundation FX Supanji mengatakan program “Penghijauan 296 KM Lingkar Pulau Madura” merupakan bagian dari rangkaian program Djarum Trees For Life yang ingin mengajak masyarakat Sampang dalam mengurangi efek pemanasan global serta menciptakan lingkungan yang bersahabat bagi Indonesia di masa depan.
“Kita sadar betul bahwa kualitas lingkungan dan ekosistem hijau sekitar kita semakin mengalami penurunan. Inisiatif ini tidak lain ingin mengajak seluruh masyarakat, khususnya saat ini di Sampang, untuk ikut serta berpartisipasi langsung melakukan upaya penghijauan. Setidaknya dari wilayah terdekat, yaitu dimulai dari lingkungannya sendiri,” ujar FX Supanji usai seremoni penanaman area Kantor Bupati Sampang, Madura, Selasa (9/5).
Sejak dimulai dari penanaman pertama di Kabupaten Bangkalan hingga kini masuk Kabupaten Sampang, tidak kurang telah dilakukan penanaman sebanyak 10.000 pohon Trembesi dengan 200 KM jarak yang telah terlampaui. Ditargetkan, proses penanaman Trembesi ini rampung di seluruh Lingkar Pulau Madura pada akhir tahun 2017. Djarum Foundation juga akan melakukan perawatan pohon-pohon tersebut hingga tahun 2019. Diharapkan kedepannya seluruh pohon Trembesi yang ditanam di Lingkar Pulau Madura akan mampu menyerap hingga 427.500 ton CO2 setiap tahunnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, selain menanam pohon Trembesi, Djarum Foundation juga telah memberikan bantuan berupa bibit tanaman untuk dilakukan penanaman secara mandiri oleh masyarakat Sampang yaitu sebanyak 700 bibit Trembesi, 350 bibit Srikaya, dan 350 bibit Klengkeng.
Bibit-bibit ini diberikan oleh Djarum Foundation kepada masyarakat yang berada di wilayah Kabupaten Sampang. Pemberian bibit tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah setempat dan warga masyarakat pada umumnya untuk memulai upaya pelestarian lingkungan dengan menanam pohon.
Beberapa tokoh daerah hadir dalam seremoni penanaman ini, yakni oleh Wakil Bupati Sampang H. Fadhilah Budiono beserta para tokoh pimpinan pondok pesantren di Kabupaten Sampang. Serta turut hadir dan membangkitkan kemeriahan acara, penyanyi Kristina dan Ayu Lia KDI. Keduanya sekaligus menjadi Duta Penghijauan Djarum Foundation. Dalam seremoni tersebut, seluruh tokoh dan artis yang hadir juga turut serta melakukan penanaman di lokasi acara.
Wakil Bupati Sampang, H. Fadhilah Budiono menyambut baik upaya pelestarian yang dilakukan oleh Djarum Foundation di Pulau Madura. Ia mengatakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang juga memiliki visi serupa terkait perbaikan lingkungan. Meski demikian, menurutnya, upaya penghijauan tidak akan bisa berhasil jika hanya dilaksanakan sepihak oleh pemerintah saja. “Upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan memiliki banyak sekali tantangan dari segi apapun. Dibutuhkan peran dari kita semua. Tiga pilar, yakni pemerintah, swasta, dan masyarakat,” ungkapnya.
Pendapat senada juga disampaikan Kristina. Artis yang populer lewat lagu “Jatuh Bangun” ini berharap upaya pelestarian yang digagas Djarum Foundation bisa menjadi penggerak agar masyarakat mau melakukan langkah yang sama. “Jangan sampai kita membiarkan bumi ini gersang. Penghijauan itu sudah jadi keharusan. Makanya saya senang sekali rasanya bisa turut terlibat dalam kegiatan ini. Harapan saya program ini bisa menjadi contoh bagi masyarakat agar ikut serta melakukan upaya penghijauan dan menyebar ke seluruh Indonesia, sehingga bisa memberikan dampak yang luas dan bermanfaat bagi diri kita sendiri dan anak cucu kita nantinya,” tutur Kristina.
Dimulai pada tahun 2010, hingga kini Program Djarum Trees For Life secara keseluruhan telah melakukan penanaman Trembesi di berbagai jalur sepanjang 2.150 KM di berbagai tempat di Indonesia. Dengan cakupan sebesar itu, Trembesi yang telah ditanam diharapkan mampu memberikan dampak dengan menyerap 2.600 juta ton CO2 setiap tahunnya.
Tidak hanya melakukan penanaman, Djarum Foundation juga melakukan perawatan menyeluruh selama 3 tahun lamanya terhadap seluruh pohon yang telah ditanam. Jenis tanaman Trembesi dipilih karena, tanaman yang dikenal dengan nama Ki Hujan atau Rain Tree ini adalah pohon berkanopi seperti payung yang memiliki ukuran daun tak lebih dari ukuran koin Rp. 100, namun paling unggul dalam menyerap gas CO2. Dengan diameter tajuk sepanjang 15 meter, satu batang pohon Trembesi yang telah berusia lebih dari 10 tahun mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahunnya.
Trembesi yang ditanam pada program ini diambil dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) yang didirikan dan dikelola oleh Djarum Foundation sejak tahun 1979. Berpusat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, beragam tanaman langka dari berbagai daerah dibudidayakan di sini. Tidak hanya itu, pusat pembibitan ini juga melakukan pembibitan untuk tanaman konservasi baik buah maupun non buah seperti Trembesi, Kenari, Mahoni, Asem, dan Randualas.
Djarum Foundation tidak akan berhenti menjaga komitmen ini, demi terwujudnya negeri nyaman dan lestari serta kualitas hidup yang lebih baik, untuk kita dan anak cucu nanti.