Siap-siap, Kudus Bakal Lahirkan Tukang Las Bersertifikat! - edukasi.kompas.com


Posted : 24 Jan 2019

KUDUS, KOMPAS.com - Bunyi gamelan terdengar. Alunannya perlahan mengarahkan siswa-siswi gemulai menarikan Tarian Kretek yang menjadi penanda resmi dibukanya Welding Shop and Automation Engineering Lab SMK NU Ma’aruf Kudus.

Tari Kretek merupakan tari khas Kudus. Tarian ini bercerita tentang kehidupan para buruh rokok yang sedang bekerja, mulai memilih tembakau hingga rokok siap dipasarkan. Tarian itu sekaligus mengingatkan bahwa selain terkenal dengan julukan kota Santri, Kudus juga dikenal sebagai kota industri rokok.

Hadirin tampak terpukau, terutama yang duduk di kursi barisan paling. Mereka terdiri dari para tamu VIP perwakilan Indonesia dan Jepang, seperti Bupati Kudus H.M. Tamzil, yang meresmikan Welding Shop and Automation Engineering Lab sekolah kejuruan tersebut.

Hadir juga Presiden Direktur PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Kazuhisa Miyagawa, Direktur PT OTC Daihen Indonesia Seiji Ichikawa, serta Managing Director PT Omron Electronics Don Teng. 

Bukan tanpa alasan Welding Shop and Automation Engineering Lab ini hadir di SMK NU Ma'Arif Kudus. Kurikulum teknik pengelasan ini sudah ada sejak tiga tahun lalu. Adanya laboratorium berteknologi dunia ini diharapkan mampu meningkatkan teknik pengelasan para siswi SMK tersebut.

Djarum Foundation, selaku pihak yang berperan menghadirkan fasilitas tersebut mengatakan, pihaknya tidak sembarangan memberikan bantuan ke sekolah-sekolah, termasuk SMK NU Ma-Arif Kudus.

Mereka mengaku akan melihat terlebih dahulu kualitas kepala sekolah, tenaga pengajar, struktur yayasan, dan yang paling penting sistem kedisiplinan sekolah itu sendiri. 

"Karena memenuhi beberapa kriteria itu, ditambah dengan tersedianya berbagai fasilitas lab penunjang kurikulum seperti Lab Evercross, Lab Cisco, Lab CNC, Lab KKPI, dan menyabet berbagai jenis prestasi, SMK NU Ma'arif Kudus ini terpilih sebagai salah satu SMK yang menerima bantuan pendidikan," ujar Direktur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi M Serad, Selasa (23/1/2019).

Sementara itu, guna menunjang produktivitas dan keahlian para siswa SMK NU Ma'arif, Welding Shop tersebut juga memiliki fasilitas pendukung lainnya, seperti mesin bending, mesin shearing, mesin pemotong pelat baca CNC Plasma Cutting serta mesin pengelasan spot welding

"Jadi, ketika lulus nanti, mereka bisa memenuhi kebutuhan tenaga ahli pengelasan untuk mendukung program pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia," tambah Primadi. 

 

Hanya ahli pengelasan? 

Pembangunan infrastruktur menjadi perhatian khusus Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan daya saing bangsa di tengah tantangan globalisasi.

Tak hanya modal besar, tetapi juga sumber daya manusia berkompeten untuk menjawab tantangan tersebut. Salah satunya adalah tenaga ahli pengelasan atau weldist.  

Ambil contoh proyek pembangkit tenaga listrik 35.000 megawatt, kilang migas lepas pantai dan pembangunan galangan kapal dalam rangka mendukung program tol laut yang digulirkan pemerintah. Ketiga proyek infrastruktur strategis tersebut tentunya membutuhkan tenaga ahli pengelasan berkompeten dengan jumlah tidak sedikit.

M. Moenir, perwakilan Indonesia dari Asian Welding Federation (AWF) mengungkapkan bahwa saat ini ada sekitar 500.000 tenaga pengelasan di Indonesia. Sayangnya, hanya 10 persen yang memiliki sertifikasi internasional.

"Dengan laju pertumbuhan proyek infrastruktur yang masif saat ini, masih dibutuhkan tambahan 50.000 tenaga ahli pengelasan yang tersertifikasi," kata Moenir.

Hal senada juga dipaparkan Bupati Kudus H.M. Tamzil saat memberikan sambutan. Menurut dia, globalisasi membawa tingkat persaingan dan tantangan nilai kehidupan semakin tinggi.

"Untuk itu, harus kita hadapi, salah satunya adalah menyiapkan SDM berkualitas melalui pendidikan seperti ini," ujar Tamzil. 

Dia juga menegaskan bahwa peningkatan mutu sekolah adalah suatu keharusan. Melalui program kolaborasi ini dia berharap dapat tercipta tenaga terampil untuk kebutuhan bangsa Indonesia. 

 

Butuh kerja sama

Beranjak dari fakta tersebut, Djarum Foundation akhirnya membentuk kerja sama dengan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) untuk mendirikan Welding Shop di SMK NU Ma'arif Kudus, Jawa Tengah.

Demi menyempurnakan misi kerjasama ini, berbagai persiapan dilakukan oleh Djarum Foundation dan SMBC, mulai mendirikan gedung, menyiapkan fasilitas hingga tenaga pengajar yang akhirnya dipilih dari Kampuh Welding Indonesia, yakni merupakan institusi pengelasan. 

"Dengan begitu siswa dapat menguasai teknik pengelasan pipa 6G yang merupakan teknik pemasangan pipa dengan kemiringan 45 derajat dari sumbu horizontal," kataDirektur Program Bakti Pendidikan Djarum Foundation Primadi M Serad. 

"Tenaga las dengan keahlian inilah yang sekarang banyak dibutuhkan untuk proyek-proyek infrastruktur strategis di Indonesia dan mancanegara," tambahnya. 

Primadi mengatakan kolaborasi antara Djarum Foundation, SMBC dan Kampuh Welding menjadi bukti bahwa dunia industri juga dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan.

"Kami berharap akan lahir banyak tenaga ahli pengelasan sebagai bagian dari proses pembangunan pondasi infrastruktur yang kuat bagi Indonesia," ucap Primadi. 

Dari segi fasilitas, Djarum Foundation dan SMBC tak main-main. Berbagai mesin pengelasan terbaik di dunia buatan OTC Daihen Jepang, seperti mesin pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW), Gas Metal Arc Welding (GMAW) dan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) tersedia di Welding Shop ini. 

Peresmian dihadiri oleh perwakilan Indonesia dan Jepang seperti Bupati Kudus H.M. Tamzil, MT., President Director PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Kazuhisa Miyagawa, Director PT OTC Daihen Indonesia Seiji Ichikawa, serta Managing Director PT Omron Electronics Don Teng.
Dok. Djarum Foundation Peresmian dihadiri oleh perwakilan Indonesia dan Jepang seperti Bupati Kudus H.M. Tamzil, MT., President Director PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Kazuhisa Miyagawa, Director PT OTC Daihen Indonesia Seiji Ichikawa, serta Managing Director PT Omron Electronics Don Teng.

Nantinya, lanjut Primadi, selain memperoleh sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi Indonesia (BNSP), lulusan SMK NU Ma'arif Kudus juga akan memperoleh sertifikasi Nippon Kaiji Kyokai (Class NK) dari Jepang.  

"Kedua sertifikasi ini akan menjadi bekal bagi lulusan untuk bekerja secara profesional, terutama di Jepang yang saat ini banyak butuh tenaga ahli pengelasan dari Indonesia," kata Primadi. 

Sebagai informasi, Djarum Foundation telah bekerja sama dengan 16 SMK di Kudus demi menciptakan lulusan SMK berkompetensi. Jurusan-jurusan yang dikembangkan pun mengikuti permintaan industri, misalnya pengelasan, animasi, pelayaran, fashion dan spa.

"Kolaborasi seperti ini penting. Kami mengajak perusahaan lain bisa melakukan langkah serupa untuk membantu menciptakan lulusan SMK yang terampil dan berdaya saing," ujarnya.

 

Source. https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/23/19435221/siap-siap-kudus-bakal-lahirkan-tukang-las-bersertifikat

Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya