Titik Terakhir Penanaman Trembesi 1.350 KM Merak - Banyuwangi

Posted : 18 Dec 2015

Banyuwangi,  16 – 17 Desember 2015

Pohon merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan karena mempunyai banyak manfaat seperti penghasil oksigen, pencegah banjir dan longsor, melawan pencemaran udara, hingga mengurangi  pemanasan global. Karena itulah pohon-pohon  yang berada baik di hutan maupun di sepanjang jalan sangat bermanfaat.

Pohon yang ditanam di tepi jalan harus memenuhi  beberapa kriteria, antara lain dapat menyerap gas CO2 secara maksimal, tinggi pohon lebih dari 3 meter, rimbun dengan kerapatan daun yang bisa menutupi  sinar  matahari,  namun daunnya tidak mudah rontok, rantingnya  tidak mudah patah dan akar kuat menghujam ke dalam  tanah sehingga  pohon tidak mudah tumbang.

Pohon Trembesi adalah salah satu spesies tumbuhan hutan yang memenuhi kriteria tersebut. Di hutan, pohon yang memiliki nama latin Samanea Saman atau Albizia Saman ini dikenal sebagai tanaman raksasa yang bisa menjadi tempat berlindung berbagai satwa. Dan tentu saja Trembesi juga dapat menyimpan air dan menjaga kesuburan tanah.

Seperti dikatakan Dr. Ir. H. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, pohon Trembesi   merupakan   suatu   terobosan   mengatasi   pemanasan   global karena memiliki daya serap gas CO2 yang sangat tinggi. Dengan diameter tajuk sepanjang 15 meter, satu batang pohon Trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahunnya.

Oleh karenanya, Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui  Djarum trees For Life (DTFL) memilih Trembesi untuk ditanam di sepanjang 1.350 KM jalur Pantura mulai Merak hingga Banyuwangi. Pantura sendiri dipilih karena merupakan jalur utama antarpropinsi di Pulau jawa. Tanah yang gersang, tingkat polusi yang tinggi serta kondisi cuaca yang panas dan berdebu karena banyaknya kendaraan bermotor yang melintas merupakan permasalahan lingkungan yang harus ditangani bersama.

Program dengan titel “Menanam Trembesi 1.350 KM Merak – Banyuwangi” yang dilaksanakan sejak tahun 2010 ini secara konsisten terus dilanjutkan. Berbeda dari seremoni penanaman di kota-kota sebelumnya, kali ini rangkaian acara berlangsung selama 2 hari yakni 16 – 17 Desember 2015.

Bertempat di Lapangan Paltuding Rest Area Gunung Ijen, Diskusi Lingkungan membuka rangkaian acara Menanam trembesi 1.350 KM Merak  – Banyuwangi.  Tak kurang dari 150 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan juga tim SAR mengikuti kegiatan ini.

Narasumber  yang  dihadirkan  di  antaranya  Mimi  Murdiah  (Direktur  Jenderal  Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem pada Direktorat Kawasan Konservasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Ir. Sunandar Trigunajasa N (Kepala Bidang KSDA Wilayah III Jawa Timur) dan Hary Pranowo (Ketua Umum Banyuwangi SAR Independent).

Usai mengikuti Diskusi Lingkungan, para peserta juga diberikan wawasan serta pengalaman secara langsung oleh tim Pusat Pembibitan Tanaman Djarum Foundation tentang praktek pembibitan Trembesi mulai dari biji hingga penanamannya.

Bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Djarum Foundation juga mengajak seluruh peserta untuk melakukan penanaman kembali kawasan Gunung Ijen yang terbakar. Sebanyak 6.666 Cemara Gunung ditanam untuk mengembalikan fungsi hutan di area ini. Tak ketinggalan duo cantik Dara dan Mitha yang tergabung dalam grup musik The Virgin juga turut berpartisipasi menanam langsung dalam acara ini. Rangkaian acara ditutup dengan pendakian menuju Kawah Gunung Ijen yang tersohor dengan tambang belerang dan   blue fire (api biru) esok harinya.

“Kami senang banget bisa partisipasi di acara ini. Bukan cuma perform sebagai musisi, tapi juga ikutan nanem langsung sebagai bentuk kepedulian kita pada lingkungan. Acara ini bagus banget apa lagi buat anak muda kayak kita. Ini bermanfaat buat kita semuanya nantinya” ungkap Dara dan Mitha „The Virgin‟.

Melalui kegiatan ini diharapkan para generasi muda tidak hanya akan memiliki keperdulian terhadap lingkungan, namun juga dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi sekitarnya. Menjadi generasi yang bertanggungjawab atas kelestarian dan pesona keindahan alam Indonesia.

Pada hari ke dua acara dilanjutkan dengan seremoni penanaman Trembesi yang dihadiri oleh Drs. Zarkasi, M.Si selaku Pj Bupati Banyuwangi dan dimeriahkan oleh Cakra Khan serta artis asal Banyuwangi Fitri Carlina. Selain melakukan penanaman, ketiganya juga menyerahkan bantuan 2.400 bibit Trembesi dan bibit buah mangga serta alat tanam dari Djarum Foundation kepada 24 Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.

“Suatu kebanggan bagi saya sudah dipercaya oleh Djarum Foundation dalam program Djarum Trees For Life. Apa lagi di kota kelahiran saya sendiri, yaitu Banyuwangi yang sekaligus kota terakhir dari program Menanam trembesi 1.350 KM merak – Banyuwangi. Untuk itu saya ingin mengajak seluruh saudara-saudara saya, warga Banyuwangi untuk lebih cinta lingkungan dan bergerak aktifdalam pelestarian lingkungan dengan cara menanam pohon untuk masa depan yang lebih baik” ujar Fitri Carlina.

Sementara itu Cakra Khan juga mengungkapkan semangatnya bergabung dalam program ini. “Very excited karena saya merasa event ini sebagai sebuah kampanye sekaligus ajakan kepada masyarakat akan pentingnya penghijauan di negeri tercinta ini. terlebih setelah kejadian kebakaran  hutan  akhir-akhir  ini.  Dan  pohon  Trembesi  sebagai  pohon  peneduh  yang  cepat tumbuh besar akan menjadi banyak manfaat untuk kita terutaama sebagai salah satu pohon penyerap karbon dioksida terbesar.”

Banyuwangi menjadi kota milestone terakhir sekaligus penutup program Menanam Trembesi 1.350 KM Merak - Banyuwangi. Sebanyak 41.758 pohon Trembesi telah tertanam sejak 2010 hingga 2015.

Selama tahun 2010, Djarum Trees For Life telah berhasil menyelesaikan tahap pertama penanaman pohon Trembesi di jalur Pantur Jawa Tengah dengan menanam sebanyak 3.410 Trembesi di sepanjang Kudus – Semarang.

Pada tahun 2011, penanaman dilanjutkan di sepanjang Semarang – pekalongan dengan menanam 2.309 Trembesi dan 4.261 Trembesi di sepanjang Pekalongan – Losari pada tahun 2012.

Di tahun 2013 turus Losari – Jakarta dihijaukan dengan 6.679 dan 1.765 untuk turus Jakarta – Merak.

Pada tahun 2014 penanaman dimulai kembali dari kota Kudus menuju wilayah timur Pulau Jawa. 13.233 Trembesi ditanam di jalur Pantura Kudus – Surabaya.

Sementara sepanjang tahun 2015 ini penanaman dilanjutkan dengan menanam 9.741 Trembesi untuk turus Surabaya hingga Banyuwangi.

Tidak hanya melakukan penanaman, Djarum Foundation juga melakukan perawatan selama 3 tahun lamanya terhadap seluruh pohon Trembesi yang telah tertanam di sepanjang 1.350 Merak – Banyuwangi. Kini Trembesi di turus Kudus – Semarang yang telah berusia 6 tahun mulai membentuk kanopi rindang. Tak jarang para pengguna jalan berhenti untuk berteduh. Mereka bahkan turut menjaga Trembesi yang telah ditanam dan menginformasikan kepada Djarum Foundation jika ada Trembesi tumbang karena tertabrak kendaraan misalnya, sehingga dapat segera diganti dengan trembesi baru. Sebuah sinergi positif untuk saling menjaga dan menciptakan lingkungan lestari.

“Di  setiap  pembangunan  ekonomi  selalu  ada  resikonya,  antara  lain  rusak  dan  merosotnya kualitas lingkungan serta kehidupan sosial. Komitmen Djarum Foundation melalui program Djarum Trees For Life adalah memeprbaiki kualitas lingkungan hidup dan juga sosial” Ungkap Chairman Djarum Foundation, Suwarno M. Serad.

Jalur Pantai Utara dipilih karena merupakan jalur utama bagi pengendara antarkota di Pulau Jawa. Tanah yang gersang, udara panas serta tingkat polusi yang tinggi menjadi faktor utama penanaman Trembesi dilakukan di sepanjang jalur ini.

Pohon Trembesi yang ditanam dan dirawat oleh Djarum Trees For Life di sepanjang jalur ini, kelak diharapkan akan mampu menjadikan jalur Pantura Pulau Jawa teduh sekaligus berfungsi menyerap 1 juta ton gas CO2 setiap tahunnya.

Trembesi  yang ditanam  pada program  ini diambil  dari Pusat Pembibitan  Tanaman (PPT) yang juga didirikan dan dikelola oleh Djarum Foundation. Berpusat di kota Kudus, beragam tanaman langka dari berbagai negara di 5 benua dibudidayakan di sini.

Tidak hanya   itu, PPT juga melakukan   pembibitan   untuk tanaman   konservasi   baik buah maupun non buah seperti Trembesi, Kenari, Mahoni, Asem, dan Randualas.

Kurang lebih 100.000 bibit diproduksi oleh PPT Djarum Foundation setiap tahunnya. Djarum Trees For Life tidak akan berhenti menjaga komitmen ini, demi terwujudnya negeri nyaman dan lestari serta kualitas hidup yang lebih baik, untuk kita dan anak cucu nanti. Marilah kita masyarakat Indonesia untuk selalu membiasakan diri menanam dan menjaga pohon untuk masa depan lingkungan Indonesia yang lebih baik.

 



Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya