Jabang Tetuko, Pertunjukan Wayang Dengan Live Show Multimedia, dan Orkestra Ala Broadway

Posted : 01 Jun 2011

Djarum Apresiasi Budaya bersama PT Destiny Films, menggelar pertunjukan seni wayang dengan mengangkat cerita "Jabang Tetuko, an Immersive Cultural Experience" selama dua hari berturut-turut pada tanggal 27-28 Mei 2011, di The Hall Senayan City, Jakarta. Ide awal ini berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi generasi muda saat ini yang semakin kurang tertarik terhadap warisan seni budaya Indonesia.

Adapun, nama Jabang Tetuko, menurut sang sutradara Mirwan Suwarso, adalah nama kecil salah satu tokoh dalam cerita wayang, Gatotkaca.

Cerita berasal dari India, mitos Mahabarata di Pulau Jawa, Gatot Kaca, sengaja diangkat dengan cerita yang cukup sederhana. Tujuannya agar lebih mudah dicerna masyarakat khususnya generasi muda sekarang. Sang sutradara, Mirwan Suwarso, mengaku pagelaran seni wayang modern ini memang sengaja dikemas berbeda. Melihat kondisi masyarakat saat ini khususnya generasi muda yang cenderung tergeser budaya modern.

"Ini merupakan refleksi dari ungkapan kesedihan sehubungan dengan kebudayaan Indonesia. Saya sedih melihat anak-anak Indonesia lebih mengenal Ben-10 dan Sponge Bob ketimbang Gatot Kaca atau Rama dan Shinta," ujar Mirwan.

Seni wayang ini dikemas secara modern tanpa meninggalkan estetika dan nilai-nilai budaya yang bersumber dari kekayaan hasil budaya Indonesia. "Jabang Tetuko" adalah hasil sebuah perpaduan unsur seni pertunjukan tradisional antara wayang orang, wayang kulit, dan orkestra. Seni menggunakan teknologi multimedia yang dikemas secara kontemporer. Dilengkapi dengan tata musik sinematis yang dimainkan secara live di lokasi.

Mirwan menuturkan, hal menarik dari pertunjukan tersebut adalah konsep perpaduan timur dan barat. Konsep itu memadukan dua unsur kebudayaan yang dibawakan oleh Ki Dalang Sambowo Agus Harianto dan anggota Wayang Orang Bharata yang dipimpin oleh Yunus, dengan tata saji hiburan Hollywood dari komposer film, Deane Ogden, yang telah menghasilkan karyanya dalam The Surrogates, Tron dan The Hitlist. Selain itu juga ada penata laga Benjamin Rowe.

Karena itu, dengan munculnya pagelaran seni wayang modern ini diharapkan dapat membangun kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda supaya tidak lupa akan budaya luhur bangsa dan terus melanjutkan untuk melestarikanya.

 

Lihat foto terkait


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya