Mencintai Indonesia Dengan Karyamu

Posted : 18 Jun 2014

Djarum Foundation kembali menggelar acara Rossy Goes To Campus (RGTC). Kali ini Manado, Sulawesi Utara menjadi kota yang kami kunjungi untuk berbagi sejuta kisah inspiratif. Bertempat di Auditorium Universitas Sam Ratulangi Manado, sekitar 2000 peserta telah memadati pintu masuk sejak pukul 12.00 WITA.

Rossiana Silalahi (Rossy) selaku pemandu acara pun kian bersemangat begitu disambut ribuan mahasiswa yang sudah tak sabar menikmati jalannya acara ini. Suasana kian ramai begitu Rossy muncul dengan cara tidak biasa, menyamar sebagai petugas lampu sorot di atas balkon Auditorium.

Ketiga pembicara yang siap menginspirasi peserta dalam acara RGTC kali ini merupakan tokoh dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada Marcella Lumowa, wanita keturunan Manado yang juga berprofesi sebagai penyiar, presenter, dan artis. Berikutnya adalah bapak Priyambodo RH selaku wartawan senior ANTARA yang sangat peduli pada keberlangsungan dunia jurnalistik di Indonesia. Hadir pula Glenn Fredly yang tak hanya berprofesi sebagai penyanyi, namun kini telah merambah dunia perfilman Indonesia dengan memproduseri film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku .

Satu persatu dari mereka menyampaikan pandangannya tentang bagaimana cara untuk terus menghasilkan karya dan menjadi berguna untuk orang banyak. Seperti halnya Marcella Lumowa yang pernah merasakan terjalnya jalan menuju puncak kesuksesan. Semua ia jalani dengan usaha dan keyakinan bahwa passionlah yang mengharuskannya tetap bertahan di dunia entertainment . Marcella pun tak ragu ketika usianya tidaklah muda ketika pertama kali terjun di pekerjaannya, ia ingin mematahkan pandangan awam tentang dunia industri yang dirasa membutuhkan penampilan sempurna hingga koneksi untuk berkarir di dalamnya. "Moving forward , itu adalah prinsip yang saya pegang. Satu pintu tertutup, seribu pintu lain kan terbuka", jelas Marcella yang miliki keyakinan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk melahirkan karya.

Begitu halnya dengan yang disampaikan bapak Priyambodo RH tentang dunia jurnalistik Indonesia dan bagaimana generasi muda bangsa ini mampu mengambil peran penting di dalamnya. Ribuan berita dan informasi dengan mudah kita serap, namun menjadi unggul dalam bersikap adalah sebuah keharusan. Tidak terprovokasi berbagai macam pemberitaan, tidak berfokus pada informasi tunggal, dan rajin membaca adalah cara generasi muda untuk meningkatkan kepekaan sosial.

Bapak Priyambodo RH pun menambahkan bahwa dengan kemudahan akses media di masa kini justru menimbulkan masyarakat yang kritis dan proaktif. Semua orang dapat dengan mudah menuliskan pendapat dan pandangannya akan suatu permasalahan. Namun semuanya perlu dibarengi dengan sikap yang positif dan miliki kode etik. Berkarya untuk sebuah perubahan, bukan sebagai alat provokasi digital.

Ditanya tentang karya, Glenn Fredly pun mengungkapkan kisah perjalanannya hingga ia berani mengambil keputusan mengangkat film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku ke industri perfilman Indonesia. Bukan perkara mudah mengingat proses yang dilakoni Glenn Fredly dan crew nya untuk membuat film berlatar kota Ambon ini penuh perjuangan. Mengangkat sisi lain sosok Sani Tawainela, putra Maluku yang berani menyatukan anak-anak bangsa dalam sebuah klub sepak bola. Menyingkirkan rasa benci dari perpecahan agama yang terjadi di Ambon.

Film ini hadir di tengah kondisi Indonesia masa kini. Meskipun konflik horizontal terjadi namun selalu ada hal yang mampu menyatukan bangsa. Sebuah pencerahan tentang rasa toleransi akan perbedaan dan rekonsiliasi atas konflik-konflik yang tengah terjadi di Indonesia.

Glenn Fredly mengakui bahwa film ini merupakan pesan damai dari Maluku untuk seluruh dunia. Sebuah film yang juga menginspirasi generasi muda Indonesia untuk berbuat hal yang sama, menghasilkan karya dan meneruskan nilai-nilai kebaikan pada orang lain. Mengajak kita untuk menjadi generasi yang tidak apatis dan ahistoris, harus tahu tentang kondisi bangsa yang didiami kini.

Berbagai penjelasan dari ketiga pembicara kali ini menyimpulkan sebuah tali baru bahwa Indonesia membutuhkan generasi masa depan yang tak hanya duduk diam memangku mimpinya, tapi juga meninggikan dan capai mimpi itu. Belajar mencintai Indonesia dengan karya yang telah dan akan kita cipta. "Selalu ada alasan untuk berhenti namun tidak ada alasan untuk menuntaskan apa yang kita mulai. Cintai setiap pekerjaan yang dimiliki. Percaya pada proses dan tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah tentang kebaikan, maka lanjutkan", tutup Rossiana Silalahi sore itu.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya