Cita Rasa Indonesia: Persembahan Kuliner Nusantara

Posted : 16 May 2016

Princess Takamado menikmati rendang Padang bersama siswi SMK N 1 Kudus binaan Djarum Foundation

Keragaman budaya dan kekayaan alam Indonesia merupakan aset negara yang telah dikenal luas. Sebagai upaya untuk memperkuat pemahaman global atas potensi Indonesia, maka kontinuitas dan kualitas upaya promosi berbagai produk Indonesia adalah kunci utama. Kuliner Indonesia, dalam hal ini, merupakan salah satu aspek yang ditonjolkan untuk memperkuat potensi tersebut melalui berbagai kegiatan promosi yang sifatnya berkelanjutan.

Hal inilah yang melatarbelakangi KBRI Tokyo bersama dengan Djarum Foundation dan Prince Shinagawa Hotel menyelenggarakan Indonesian Culinary Fair 2016 dengan tema “The Taste of Indonesia”. Kegiatan perdana ini berlangsung selama sebulan dengan pembukaan pada tanggal 16 Mei  2016 di Prince Hall, Shinagawa Prince Hotel dan dibuka untuk umum mulai 17 Mei 2016 bertempat di Hapuna Dining Restaurant, Main Lobby, Shinagawa Prince Hotel. Acara ini juga didukung oleh Kementerian Pariwisata Indonesia, SMBC dan International Women’s Club Japan (IWCJ).

Dengan semakin terbukanya Jepang terhadap keragaman budaya asing dan kebijakan Pemerintah Jepang untuk lebih merengkuh negara-negara Asia Tenggara, kuliner Indonesia juga semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat Jepang. Jumlah restoran Indonesia di Jepang, khususnya di Tokyo dan sekitarnya juga mengalami kenaikan secara bertahap. Tentunya trend ini diharapkan terus berlanjut di masa yang akan datang. 


Antrean panjang undangan menikmati menu makanan Indonesia

 

Pengenalan Cita Rasa Indonesia

Indonesia memiliki tradisi kuliner daerah yang kaya ragam dan unik di dunia ini. Tradisi luhur tersebut tersebar di 34 propinsi di Indonesia dengan bermacam jenis makanan dan minuman. Rendang dan nasi goreng bahkan berada di urutan teratas dari daftar makanan terlezat di dunia berdasarkan hasil survey dari CNN Travel pada tahun 2011.

Sejak beberapa tahun lalu, pemerintah secara aktif mempromosikan keragaman kuliner Indonesia dan menetapkan 30 makanan dan minuman yang paling mewakili aset kuliner terbaik Indonesia. Penetapan itu didasarkan pada kemudahan memperoleh bahan dan bumbu, cita rasa yang dapat diterima oleh lidah internasional, serta sisi historis yang dimiliki oleh makanan tersebut. Dengan rumusan tersebut, wajah kuliner Indonesia diharapkan dapat lebih mudah untuk dikenal dunia.

Menu yang dihadirkan pada Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 antara lain; Asinan Buah Jakarta (fruit salad), Bangka Turnip Shrimp Salad (shrimp salad), Gado-Gado (vegetable salad in peanut sauce), Soto Ayam Lamongan (chicken soup), Sup Pindang Serani (fish soup), Sate Ayam Madura (chicken satay), Rendang Padang (caramelized beef curry), Ayam Panggang Bumbu Rujak (grilled chicken), Tempe Goreng (savory tempe), Es Teler dan Kolak Pisang Labu. 

Berbagai kandungan rempah-rempah yang terdapat pada makanan Indonesia tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, namun juga menjadi ciri khas cita rasa nusantara. Selain itu, berbagai menu Indonesia selama rangkaian kegiatan Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 juga ditujukan untuk memperkenalkan halal-friendly food menu kepada para pelaku dan penikmat kuliner asing maupun lokal yang ada di Jepang.

 

The Road to Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016

Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk memperkenalkan potensi cita rasa kuliner Indonesia yang masih belum dikenal luas di Jepang, sekaligus untuk memanfaatkan persiapan gelaran olah raga internasional Tokyo Olympic & Paralympic 2020. Program ini menjadi salah satu prioritas Tokyo Metropolitan Government (TMG) yang didukung sepenuhnya oleh PM Shinzo Abe. Selain keberagaman budaya, Pemerintah Jepang juga menggalakkan keberagaman kuliner mancanegara. Salah satunya melalui promosi program halal-friendly food guna mengantisipasi kehadiran wisatawan dari negara-negara berpenduduk muslim seperti negara kawasan timur tengah, Indonesia dan Malaysia.

Pada tahun 2020, Jepang mengantisipasi kedatangan 30 juta wisatawan dari seluruh dunia di mana 20%-nya adalah wisatawan muslim. 70% dari wisatawan muslim tersebut adalah berasal dari Indonesia dan Malaysia. Dengan demikian, kondisi ini memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan barang-barang komoditi, namun juga memperluas bisnis kuliner Indonesia di Jepang melalui program halal friendly food-nya.

Dengan latar belakang tersebut, KBRI Tokyo bekerjasama dengan 2 sekolah kuliner prestisius di Jepang yaitu Hattori Nutrition College dan Le Cordon Bleu Japan, akan mengadakan workshop kuliner Indonesia dengan menghadirkan William Wongso sebagai instruktur.

Adapun rangkaian kegiatan mencakup:

  • 9 – 15 Mei 2016
    Kolaborasi pelatihan memasak antara tim kuliner Indonesia dan tim Shinagawa Prince Hotel
  • 12 Mei 2016
    Workshop pengenalan menu Indonesia di Hattori Nutrition College 
  • 14 Mei 2016
    Workshop pengenalan menu Indonesia di Le Cordon Bleu Japan
  • 15 Mei 2016
    Workshop pengenalan menu popular Indonesia kepada komunitas Indonesia di Tokyo
  • 16 Mei 2016
    Peluncuran Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 di Prince Hall, Shinagawa Prince Hotel
  • 18 Mei 2016
    Indonesian Culinary Dinner Gathering pada tanggal di Hapuna Dining Restaurant, Shinagawa Prince Hotel.

 

Willliam Wongso, The Master Chef & Indonesia’s Culinary Expert

William Wongso merupakan sosok ahli kuliner Indonesia dengan catatan pengalaman dan prestasi internasional yang mengagumkan. Kegigihan, keahlian dan kecintaannya terhadap makanan nusantara membuat William Wongso menciptakan teknik serta strategi memasak masakan nusantara dengan presentasi dan cita rasa yang berkelas dunia, namun tetap mempertahankan rasa otentik dan identik khas Indonesia. Selain dianugerahi penghargaan “Chevalier Dans L’ordre National Du Mérite Agricole” dari Pemerintah Prancis, William Wongso juga pernah ditunjuk menjadi penasihat Menteri Pariwisata Indonesia untuk diplomasi kuliner. Kini, ia menjadi mentor sekaligus penasehat pada SMK jurusan Tata Boga binaan Djarum Foundation. Keahlian dan pendapatnya juga menjadi acuan oleh kalangan diplomatik Indonesia, khususnya mengenai menu sajian untuk jamuan diplomatik maupun kegiatan kuliner yang kerap diadakan di perwakilan-perwakilan Indonesia di luar negeri.  

 

Djarum Foundation Vocational School Improvement Program

Bakti Pendidikan Djarum Foundation secara konsisten telah melaksanakan program Peningkatan Kualitas Sekolah menengah Kejuruan (SMK) sejak tahun 2012. Pada program ini, peran Djarum Foundation meliputi; pengembangan kurikulum, pelatihan guru dan juga penyediaan infrastruktur sekolah.

Jurusan yang dikembangkan berfokus pada jurusan yang memiliki potensi permintaan sumber daya manusia pada bidang pekerjaan berpenghasilan tinggi, salah satunya adalah jurusan Tata Boga.  Dengan menggandeng William Wongso sebagai mentor sekaligus penasehat SMK Tata Boga binaan Djarum Foundation, SMKN 1 Kudus menerapkan kurikulum yang mewajibkan para siswanya untuk mampu menguasai minimal 30 ikon kuliner tradisional Indonesia.

Salah satu prestasi yang membanggakan adalah, 3 murid terbaik dasi sekolah ini dipilih sebagai tim kuliner Indonesia pada ajang bergengsi dunia, Frankfurt Book Fair 2015. Kali ini 4 siswi SMKN 1 Kudus diterjunkan pada acara kuliner di Tokyo yang salah satu rangkaiannya adalah gala dinner peluncuran Indonesian Culinary Fair Tokyo 2016 bersama KBRI Tokyo  yang akan dihadiri oleh Her Royal Highness Princess Takamado dan Dr. Yukio Hattori, President Hattori Nutrition College. Acara gala dinner juga akan dimeriahkan dengan beberapa penampilan budaya, antara lain penampilan Gamelan Lambang Sari Tokyo serta kehadiran pemusik Sasando dan Tari Legong Keraton yang dipersembahkan oeh Kementerian Pariwisata Indonesia.


Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya