Menjelajah Pemikiran YB. Mangunwijaya

Posted : 15 May 2015

Setelah meninggalnya Romo Mangun 15 tahun yang lalu, kegiatan ini diadakan untuk lebih menularkan pemahaman tentang perjuangan beliau yang konkrit dan humanis terhadap warga lemah, miskin dan tersingkir kepada generasi berikut. Di masa lalu ada sosok Romo Mangun yang berjuang untuk sesamanya tanpa mengibarkan bendera dan tanpa janji-janji. Ia hadir secara langsung dan menyentuh kehidupan secara nyata.

Yusuf Bilyarta Mangunwijaya (Romo Mangun) adalah sosok seorang imam diocesan / Keuskupan Agung Semarang (KAS) yang pada akhir perjalanan hidupnya memilih berkarya pastoral di luar institusi gereja.  Romo Mangun menghayati keterpanggilannya sebagai seorang imam dengan langsung menyentuh tata kehidupan manusia yang riil, yang berhadapan dengan persoalan-persoalan kemasyarakatan, seperti perjuangan hak hidup, keadilan, dan kedamaian.  Keterpanggilannya ia nyatakan secara konkrit dengan perjuangan memanusiakan manusia, nguwongke wong cilik. Romo Mangun hadir pada masyarakat wong cilik ini bukan hanya sebagai pembimbing, melainkan sebagai sahabat dan teman yang bersama-sama dengan mereka yang mengalami ketidakadilan.

Romo Mangun adalah sosok multidimensional, kecuali dikenal sebagai seorang imam, ia juga dikenal sebagai sastrawan, arsitek, budayawan dan juga tokoh pendidikan. Karena itu memperingati Romo Mangun tidak bisa hanya mengambil salah satu dimensi dari kehidupan beliau yang kompleks. Romo Mangun harus dipahami secara lebih utuh. Menjelajah Pemikiran YB. Mangunwijaya adalah Judul mayor dari rangkaian kegiatan yang dilaksakan pada tanggal 6-11 Mei 2014 di Bentara Budaya Yogyakarta.

Adapun rangkaian kegiatan antara lain:  Pembukaan Pameran Seni Rupa dengan judul “Pager Piring”, Seminar Pendidikan dengan tema “Pendidikan Humanis ala YB. Mangunwijaya,”, Sarasehan Kebudayaan dengan tema “Gerundhelan Orang-Orang Republik” dengan menghadirkan pembicara Rm. Mudji Sutrisno,SJ dan Mohammad Sobari, serta Workshop Seni Rupa. Acara ini diselenggarakan oleh ASA art management bekerjasama dengan Galang Pres dan Yayasan Dinamika Edukasi Dasar yang kemudian tergabung dalam satu kepanitiaan bersama dan didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, Bentara Budaya Yogyakarta, Yayasan Persekolahan Bellarminus Jakarta dan rekan sahabat yang mempunyai kepedulian terhadap acara ini.

 



Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya

Video Lainnya