SMK NU Banat Lahirkan Alumni Berprestasi - Medcom.id


Posted : 12 Nov 2018

Jakarta: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bertujuan mendidik siswanya agar siap kerja. Tak jarang, pendidikan vokasi ini melahirkan wirausaha.

Risa Maharani, misalnya. Alumni SMK NU Banat Kudus itu saat ini telah memiliki brand fashion sendiri. Bahkan, dia sudah dikontrak oleh brand Zoya.

Prestasi Risa di bidang fashion tergolong luar biasa. Sejak menempuh pendidikan di SMK NU Banat Kudus, dia telah memenangkan berbagai kompetisi fashion.

"Prestasi di SMK Juara 1 lomba desain batik, juara 1 kreasi busana Jawa Tengah. Paling berkesan waku bergabung di desainer Zalmira. Karena berkesempatan mengikuti pameran dagang di Hong Kong," kata Risa, pada program Kick Andy di Metro TV.
Selain itu, Risa juga memenangkan Zoya Modest Young Designer Competition (MYDC) 2018. Dia diberi kesempatan  menampilkan karya pada pameran dagang skala internasional, Centre Stage-Asia's Fashion Spotlight 2018, di Hong Kong.
"Saya juga mendapatkan kontrak kerja di Zoya selama satu tahun. Membuat brand Risa and Zoya nantinya," ucapnya.
Saat ini, Risa tengah fokus mengembangkan usahanya. Selain itu, dia juga menyempatkan diri memotivasi membagi pengalaman kepada juniornya.

"Setelah lulus saya juga bercita-cita ingin menjadi bermanfaat bagi orang lain, jadi selain menjadi desainer saya juga ingin sharing dengan adik-adik kelas (SMK NU Banat Kudus) dan SMK lain. Karena SMK bisa," kata Risa.
SMK NU Banat Kudus memang terkenal akan pendidikan tata busana. Sekolah yang kental dengan pendidikan Islam ini ditetapkan sebagai sekolah rujukan jurusan fashion.
Lili, salah satu tenaga pengajar di SMK NU Banat Kudus mengatakan, kesan Islami bukan menjadi permaslahan. Pada umumnya orang tua siswa tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Kalau untuk orang tua tidak ada masalah, karena saya selalu berpesan bahwa karya anak-anak harus menutup aurat," kata Lili.

Keberhasilan SMK Kudus mencetak lulusan berkualitas, khususnya jurusan fashion, tak lepas dari bantuan Bakti Pendidikan Djarum Foundation. 
Program Director Bakti Pendidikan Djarum Fondation Primadi H Serad mengatakan, saat ini pihaknya tengah fokus mengembangkan potensi SMK di Indonesia. Mereka ingin terlibat membangun SDM di Indonesia.
"Tidak seluruh pekerja terampil harus sarjana. Dibutuhkan juga SMK atau politeknik. Banyak kelompok masyarakat menengah ke bawah yang tidak punya akses ke perguruan tinggi. Jadi masuk ke SMK, kemudian bekerja," kata Primadi.

Primadi menyebutkan, pihaknya fokus pada pengembangan jurusan yang dibutuhkan dunia industri. Seperti teknik mesin, komputer jaringan, kimia industri, dan maritim.
"Kenapa maritim? Karena Pak Presiden sudah memprogramkan tol laut pada 2014. Indonesia akan menjadi poros maritim dunia, akan banyak kapal niaga membutuhkan pelaut profesional yang jumlahnya sangat terbatas. Program yang kita siapkan adalah bukan atas permintaan masyarakat, tapi industri yang dibutuhkan 10-15 tahun akan datang," ucapnya.
Primadi menyebutkan, ada beberapa pertimbangan sebelum menyalurkan bantuan, di antaranya mempersiapkan kualitas tenaga pendidik dan menyusun kurikulum sesuai kebutuhan industri. 
"Waktu pertama menyusun kurikulum yang pertama kami undang adalah Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud. Minta restu dahulu, kami ajak bicara dan mendengarkan arahannya. Misalkan untuk fashion, dari kementerian sudah  ada bukunya. Tidak lari dari acuan kurikulum. Industri mengatakan ini detail, tapi butuh yang lebih praktis," katanya.
Setelah itu, Bakti Pendidikan Djarum Foundation membantu infrastruktur atau fitting factory. Factory itu nantinya sebagai lapak untuk memasarkan karya para siswa. "Dari fitting factory yang menghasilkan uang untuk bayar operasional," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebusayaan (Kemendikbud) Bakrun Dahlan mengapresiasi bantuan yang diberikan Bakti Pendidikan Djarum Foundation. Yayasan tersebut dinilai sangat fokus dalam meningkatkan kualitas lulusan SMK.
"Sejak beberapa tahun lalu, sudah banyak perusahaan yang mengembangkan dan membantu dunia pendidikan. Tapi tidak terarah," kata Bakrun.
Bakti Pendidikan Djarum Foundation berbeda. Ia memiliki program yang sangat baik dalam menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR), dehingga bisa menjadi role model bagi perusahaan lain.
"Harapan kami ini adalah kecemburuan bagi perusahaan lain kenapa tidak ikut berpartisipasi," ujar dia. (ROS)

 

Source

 

Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya