Menjadikan Batik sebagai Gaya Hidup Kekinian-koran-jakarta.com


Posted : 04 Oct 2019

Pada 2 Oktober telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional (HBN), sejak pertama kali diresmikan dan dikukuhkan oleh UNESCO dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity tentang warisan budaya tak benda di Abu Dhabi 10 tahun lalu.

Untuk memperta­hankan pengakuan tersebut, Yayasan Batik Indonesia (YBI) berupaya menggaung­kan semangat membatik melalui beragam acara dan serangkaian aktivitas guna meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang batik.

Sebagai tulang punggung perekonomian UMKM di Indo­nesia, Kementerian Perindus­trian mencatat ekspor batik Indonesia mencapai 747,4 miliar rupiah sepanjang 2018.

Memperingati HBN 2019, YBI didukung Bakti Budaya Djarum Foundation (BBDF) menyelenggarakan beragam kegiatan dengan tema Memba­tik Untuk Negeri di Mangkune­garan, Solo. Mulai dari pame­ran pasar batik rakyat, instalasi batik, talkshow dan peragaan busana. Rangkaian kegiatan ini bertujuan melestarikan dan meningkatkan nilai tambah batik Indonesia yang merupa­kan potensi kekayaan nasional.

Hadir pula Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara, Iriana Joko Widodo dalam kegiatan membatik bersama 500 pembatik sebagai simbol di mana batik itu dilahirkan. Kegiatan itu untuk me­ningkatkan apresiasi masyara­kat terhadap batik tradisional Indonesia sehingga pasar batik yang sudah sedikit me­nurun dapat bangkit kembali. Ini juga dilakukan sebagai simbol dukungan dan kecin­taan pemerintah dan ma­syarakat terhadap batik yang merupakan warisan budaya tak benda milik Indonesia.

“Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan sema­ngat pengrajin batik untuk te­rus berkreasi dan berkembang untuk kemajuan batik Indone­sia,” kata Diana Santosa, Ketua Panitia HBN 2019.

Pada kesempatan yang sama, diterbitkan pula Buku Batik Indonesia (BBI) dalam bentuk buku saku dan e-book sehingga masyarakat dapat mempelajari pengetahuan umum tentang batik secara mudah. Buku tersebut dileng­kapi teknologi AR (Augment­ed Reality) agar masyarakat bisa melakukan kegiatan interaktif saat membaca.

Diharapkan dengan ini, pembelajaran batik dapat ma­suk kurikulum sekolah sehingga batik sebagai warisan budaya dapat terus ter-regenerasi.

“Mencintai Batik Indonesia adalah tanggung jawab kita sebagai bangsa Indonesia yang berbudaya. Karena itu, kami sudah beberapa kali bekerja sama dan mendukung kegiatan yang dilakukan YBI agar batik sebagai ikon bu­daya bangsa Indonesia dapat dilestarikan, dikembangkan dan menjadi bagian dari gaya hidup kekinian, khususnya bagi generasi muda Indone­sia,” ujar Renitasari Adrian, Program Director BBDF.

Selain kegiatan membatik bersama dan peluncuran BBI, terdapat pula peragaan busana desainer YBI oleh para nyonya Duta Besar dari negara saha­bat seperti Jepang, Kolumbia, Myanmar, Norwegia, Peru, Russia, Suriname, Thailand, Uzbekistan, Brazil dan Swiss, pameran Pasar Batik Rakyat, dan penampilan lainnya. 

 

Tampil di Korea Selatan

Memperingati 46 tahun hubungan In­donesia Korea Sela­tan, Rumah Kreatif BUMN BRI membawa Batik Elemwe pada acara Festival Korea Indonesia 2019 yang digelar di Seoul, Korea Selatan pekan lalu.

“Acara ini dibuat sebagai sarana untuk mempromosi­kan produk BUMN dan Mitra Binaan di pasar Korea, selain itu acara ini merupakan sarana komunikasi Budaya Indonesia dengan Korea, sehingga dapat meningkat­kan citra batik Indonesia pada masyarakat Korea,” kata Lily Mariasari, pemilik Batik Elemwe.

Dalam ajang tersebut, Ba­tik Elemwe mengusung tema floral seperti daun-daun yang berguguran.

“Setiap kegiatan Elemwe, memiliki ciri khas desain ma­sing - masing. Kali ini Elemwe mengangkat motif kain eco­print yang dibuat dengan me­manfaatkan sampah daun di Jakarta kemudian dipadukan dengan kain Batik Betawi motif bunga dengan warna alam. Se­hingga menjadi satu kesatuan outfit yang indah,” kata Lily.

Lily mengatakan masyara­kat Korea yang hadir di acara itu sangat antusias terhadap batik.

“Kebanyakan mereka baru tahu ada Batik Betawi, banyak pertanyaan seputar batik yang disampaikan, saya bersyukur Elemwe hadir di acara ini untuk menunjukkan warisan budaya Indonesia,” kata Lily.

Bertepatan akan diperin­gatinya Hari Batik Nasional 2019, Lily ingin batik le­bih dikenal dan tak hilang sebagai ciri khas batik dari Indonesia.

“Dengan rutin mengikuti kegiatan seperti ini, saya berharap bisa dengan mudah mensosialisasikan batik baik itu Nasional maupun Interna­tional,” pungkas Lily. 

 

Batik Betawi yang Kaya Motif

Pada kesempatan ber­beda, batik Betawi bukan cuma terpaku pada motif ondel-ondel atau Monas, itulah yang dibuk­tikan para ibu di Rusunawa Marunda yang aktif memba­tik bersama Yayasan Meek Nusantara (YMN).

“Kami ingin memperke­nalkan batik Marunda kepada lebih banyak orang,” ujar Mieke Kolonas, Wakil Ketua YMN, di Jakarta.

Karya kaum Hawa dari Rusunawa Marunda itu diko­laborasikan dengan merek SAMASAMA, (X) S.M.L dan Mira Hadiprana menjadi 36 busana menarik yang dipa­merkan di Plaza Indonesia.

Busana-busana tersebut bakal dilelang, hasilnya akan diberikan untuk pelatihan ba­tik bagi ibu-ibu di Rusunawa agar nantinya bisa mencip­takan karya yang lebih baik dengan warna lebih kaya.

Saat ini, batik yang me­reka hasilkan masih men­gangkat warna-warna dasar seperti hitam, merah dan biru. Para ibu dilatih untuk mencanting, di mana motif batiknya dirancang Wendy Sibarani.

Keanekaragaman flora dan fauna Jakarta dituang­kan dalam gambar batik bak lukisan, seperti motif teratai dari Lebak Bulus yang mem­perlihatkan daun teratai dan kura-kura.

Rancangan ini terinspirasi dari bulus, kura-kura air tawar yang hidupnya berger­ombol di Lebak Bulus. Dulu, tanah di sana dilalui Kali Grogol dan Kali Pesanggra­han yang jadi tempat hidup kura-kura (bulus).

Ada juga motif Bunga Bandotan di Taman Menteng yang terinspirasi dari bunga liar yang tumbuh di pinggir jalan.

Wendy juga membuat motif Burung Kipasan Belang. Kain warna hitam dengan hiasan burung biru itu terinspirasi dari kekayaan fauna di Pulau Seribu. Bu­rung Kipasan punya kicauan merdu yang aktif berpindah tenggeran.

 

Source. http://www.koran-jakarta.com/menjadikan-batik-sebagai-gaya-hidup-kekinian/

Share to Facebook Share to Twitter Share to Google

Artikel Lainnya